Fotografi dalam Sudut Pandang Berbeda
Mari kita telaah lagi lebih dalam apa itu fotografi. memang ketika ditanya secara arti kata, fotografi adalah melukis dengan cahaya. tetapi tidak sampai disitu saja. saya bergelut dibidang fotografi cukup lama. Tulisan ini adalah pemikiran saya terhadap fotografi itu sendiri.
Pertama saya masuk dalam dunia fotografi, saya memegang kamera manual. Kebetulan waktu itu saya masuk dalam salah satu komunitas fotografi. Disana saya belajar mengenai teknik dasar dan kurang lebih 6 bulan berlalu saya menapaki pemahaman fotografi lanjutan seperti lighting. Awalnya biasa saja, tidak ada yang membingungkan pikiran saya. Sampai pada akhir-akhir ini saya merasa banyak pertanyaan yang tidak biasa mengenai fotografi terlintas di pikiran saya. Pertanyaan paling besar aadalah foto yang bagus itu seperti apa? Belum tentu menurut kit bagus tetapi menurut orang lain bisa saja foto tersebut tidak bagus. Setelah saya pikirkan lebih dalam lagi saya berkesimpulan bahwa tidak ada foto bagus atau foto jelek.
Semuanya kembali lagi pada rasa sang fotografer itu sendiri. Kita ambil contoh saja foto dengan teknik pengambilan miring. Bagi sebagian orang akan menganggap foto tersebut tidak bagus karena miring, tetapi menurut orang lain termasuk fotografernya, foto tersebut adalah foto yang bagus. Fotografer tersebut menikmati foto apabila foto tersebut miring. Sebenarnya banyak kasus lain yang hampir serupa. Memang beda ceritanya ketika kita berhadapan dengan fotografi komersil, semua konsep ada di tangan klien. Nah disanalah sang fotografer tidak bisa menuangkan rasa asli dirinya dalam sebuah foto.
Seseorang pernah berkata kepada saya, "fotografi sebenarnya cukup dengan teknik dasar saja". Saya sempat heran dengan kalimat tersebut, tetapi setelah saya renungi memang ada benarnya juga. Ketika fotografi sudah mengenal teknik yang rumit dari A-Z bahkan balik lagi ke A, sang fotografer hanya fokus pada tekniknya saja tidak pada maknanya.
Dari banyak statement yang masuk pada otak saya, saya berkesimpulan bahwa fotografi itu harus dapat dinikmati, dan fotografi itu adalah sebuah imajinasi kita.
Pertama saya masuk dalam dunia fotografi, saya memegang kamera manual. Kebetulan waktu itu saya masuk dalam salah satu komunitas fotografi. Disana saya belajar mengenai teknik dasar dan kurang lebih 6 bulan berlalu saya menapaki pemahaman fotografi lanjutan seperti lighting. Awalnya biasa saja, tidak ada yang membingungkan pikiran saya. Sampai pada akhir-akhir ini saya merasa banyak pertanyaan yang tidak biasa mengenai fotografi terlintas di pikiran saya. Pertanyaan paling besar aadalah foto yang bagus itu seperti apa? Belum tentu menurut kit bagus tetapi menurut orang lain bisa saja foto tersebut tidak bagus. Setelah saya pikirkan lebih dalam lagi saya berkesimpulan bahwa tidak ada foto bagus atau foto jelek.
Semuanya kembali lagi pada rasa sang fotografer itu sendiri. Kita ambil contoh saja foto dengan teknik pengambilan miring. Bagi sebagian orang akan menganggap foto tersebut tidak bagus karena miring, tetapi menurut orang lain termasuk fotografernya, foto tersebut adalah foto yang bagus. Fotografer tersebut menikmati foto apabila foto tersebut miring. Sebenarnya banyak kasus lain yang hampir serupa. Memang beda ceritanya ketika kita berhadapan dengan fotografi komersil, semua konsep ada di tangan klien. Nah disanalah sang fotografer tidak bisa menuangkan rasa asli dirinya dalam sebuah foto.
Seseorang pernah berkata kepada saya, "fotografi sebenarnya cukup dengan teknik dasar saja". Saya sempat heran dengan kalimat tersebut, tetapi setelah saya renungi memang ada benarnya juga. Ketika fotografi sudah mengenal teknik yang rumit dari A-Z bahkan balik lagi ke A, sang fotografer hanya fokus pada tekniknya saja tidak pada maknanya.
Dari banyak statement yang masuk pada otak saya, saya berkesimpulan bahwa fotografi itu harus dapat dinikmati, dan fotografi itu adalah sebuah imajinasi kita.
0 Response to "Fotografi dalam Sudut Pandang Berbeda"
Post a Comment