HARRY VAN YOGYA, SI TUKANG BECAK NYENTRIK (Feature)


Sore hari itu cuaca agak mendung seperti hendak turun hujan. Sebuah becak yang parkir disamping warung angkringan sebrang sebuah hotel megah, setia mendampingi pemiliknya yang sedang menikmati segelas kopi hitam. Tangan Harry merogok saku kiri kemeja kotak-kotaknya untuk mengambil smartphone miliknya. Sepatu layaknya pegawai kantoran yang dia pakai, menjadi ciri khas tukang becak yang satu ini.
Tak hentinya Harry menyuguhkan senyuman dan sekedar mengucapkan say hallo kepada para bidadari pirang yang hilir mudik berjalan kaki didepannya. Hal tersebut dilakukan untuk menarik minat para bule agar menaiki becaknya, berkeliling menikmati suasana sore Kota Yogyakarta.
Pria yang sohor dengan sebutan Harry Van Yogya ini adalah seorang tukang becak yang mangkal di Prawirotaman Yogyakarta. Daerah tersebut merupakan tempat persinggahan bule-bule yang berkunjung ke Yogyakarta. Tak heran jika Harry memilih tempat tersebut untuk merauk rupiah.
Harry mulai mengayuh becak tahun 1990. Pada awalnya dia tidak ada pemikiran untuk menjadi tukang becak. Saking pusingnya memikirkan biaya kuliahnya pada waktu itu, dia memilih mengayuh becak sebagai penghasil rupiahnya. “Saya mengayuh becak karena pada waktu itu saking pusingnya harus mencari uang kemana untuk biaya kuliah.”  ujar Harry.
Suatu ketika Harry terpikir untuk membuat email, sekedar untuk memudahkan dia untuk terus berhubungan dengan penumpang-penumpang bule yang telah dia temui. Pria yang menguasai bahasa Inggris dan Belanda ini meminta temannya untuk membuatkan sekaligus mengajarkan bagaimana menggunakan email. Untuk seterusnya dia tidak terlalu kesulitan, karena bahasa Inggris yang dia kuasai cukup membantu untuk mengartikan hal-hal yang ada di internet. “Kesini-sininya saya belajar secara otodidak. Saya mengikuti tahap-tahap yang ada di internet. Untung saja saya lumayan ngerti bahasa inggris, jadi nggak terlalu sulit.” tutur Harry sambil membalas tweet di Twitternya.
Seiring perkembangan teknologi, dunia maya menjadi media yang banyak diminati semua orang di dunia. Harry selalu mengikuti perkembangan teknologi, termasuk perkembangan dunia maya. Mulai dari blog, Yahoo Messenger, MIRC,  Friendster, Facebook, Twitter dan Skype dia mengikuti semuanya. Karena pemikiran cerdasnya, dia mulai berpikir untuk mempromosikan pekerjaannya lewat dunia maya.
Memang pada awalnya di jejaring sosial yang dia ikuti banyak yang tidak percaya bahwa Harry seorang tukang becak.  Suatu saat pernah ada bule yang membaca tulisan di blognya dan datang ke Jogja untuk membuktikan bahwa Harry adalah tukang becak. Teman pengguna jejaring sosial yang lain juga kebanyakan  tidak percaya bahwa seorang tukang becak bisa menggunakan internet dan fasih berbicara bahasa Inggris dan Belanda. “Awalnya teman di jejaring sosial yang saya ikuti tidak percaya bahwa saya ini tukang becak. Tidak sedikit yang menyebut saya pembohong di dunia maya.” kata Harry.
Berkat dunia maya, sekarang Harry mempunyai banyak link. Dengan smartphone Blackberry tipe Dakota yang sekarang dia miliki, Harry menjadi lebih gampang menjelajah dunia maya. Sekarang pria yang mempunyai akun Twitter @harryvanyogya ini sudah mempunyai lebih dari tujuh ribu followers.
Tidak hanya itu keistimewaan Harry, dia juga pernah menulis buku dengan judul The Becak Way. Pantas saja dia banyak mendapat apresiasi dari berbagai pihak berkat kegigihannya itu, termasuk dari Sultan Yogyakarta. Pria berumur 44 tahun ini, juga pernah masuk stasiun televisi nasional, seperti Metro TV, TV One, Trans dan lain-lain.
Kepopuleran Harry saat ini tidak mengubah pemikiran dia untuk berpindah pekerjaan, walaupun penghasilan mengayuh becak itu sedikit. Dia merasa bebas dan tidak ada tuntutan yang menghalangi ketika mengayuh becak. “Mengayuh becak adalah pekerjaan yang memberikan kebebasan untuk saya.” ujar Harry.

          

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "HARRY VAN YOGYA, SI TUKANG BECAK NYENTRIK (Feature)"

Post a Comment