Sumedang, Surga Jawa Barat
Sumedang, mungkin merupakan daerah paling lengkap dalam hal kebudayaan, pariwisata, dan tempat bersejarah. Berdasarkan penelitian ahli sejarah, runtuhnya kerajaan Padjadjaran pada abad ke 16 erat kaitannya dengan perkembangan kerajaan Sumedang Larang , Kekuasan Padjadjaran berakhir setelah adanya serangan laskar gabungan kerajaan Banten, Pakungwati, Demak dan Angke. Pada waktu itu Sumedang Larang tidak ikut runtuh karena sebagian besar rakyatnya memeluk Agama Islam yang datang dari arah timur, dan pemegang pemerintahan kerajaan Sumedang Larang adalah Pangeran Kusumahdinata yang berkuasa dari tahun 1530-1578, yang lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Santri. Sumedang Larang berarti tanah luas yang jarang bandingnya” (Su= bagus, Medang = luas dan Larang = jarang bandingannya).
. Sumedang, banyak meningglkan tempat-tempat bersejarah dan kebudayaan diantaranya patilasan Prabu Siliwangi penguasa Padjadjaran, tempat tersebut adalah Gunung Tampomas. Selain itu, Sumedang menjadi saksi dalam perjuangan melawan penjajah Belanda. Jalan Cadas Pangeran yang terbentang sejauh 4km adalah bukti kekejaman Belanda yang mempekerjakan rakyat secara rodi. Untunglah muncul sosok pahlawan Sumedang yang melawan itu semua, yaitu Pangeran Kornel.
Mayoritas penduduk Sumedang pemeluk agama Islam. Terdapat mesjid Agung Sumedang yang merupakan tempat peribadatan terbesar bagi umat Islam di kabupaten Sumedang, yang letaknya di depan alun-alun Sumedang dekat dengan kompleks pemerintahan. Bentuk dan arsitekturnya masih dipertahankan seperti dulu ketika pertama kali dibangun.
Terdapat banyak makam di Sumedang yang sering dikunjungi peziarah. Diantaranya Makam Dayeuh Luhur, di kecamatan Sumedang utara sekitar 17 Km dari pusat kota. Daya tariknya adalah makam prabu Geusan Ulun beserta istrinya yang bernama Harisbaya serta makam kyai Damang Cipaku. Kedua adalah Makam Pasarean Gede yang merupakan makam Kangjen pangeran Santri. Ketiga adalah makam pahlawan Indonesia asal Aceh yang selalu memperjuangkan perempuan, yaitu Cut Nyak Dien. Makam ini berada di atas bukit kecil dekat kantor pemerintahan sumedang berlokasi di gunung puyuk kecamatan sumedang selatan. Diceritakan bahwa cut nyak dien diasingkan dari Aceh oleh pemerintah kolonial Belanda ke Sumedang hingga beliau meninggal dunia.
Sumedang merupakan surga para wisatawan. Banyak tempat-tempat yang bisa dikunjungi, diantaranya Wisata Alam Cipanas Sekarwangi, sekitar 19 Km arah utara kota Sumedang, di kaki gunung Tampomas, desa Sekar wangi, kabupaten Buah dua dan bisa ditembuh dengan semua jenis transportasi baik pribadi maupun umum. Kedua adalah Wisata Alam Cipanas Cileungsing, yang dekat dengan Cipanas Sekarwangi. Terletak di desa Cilangkap, kecamatan Buah dua, sekitar 15 Km dari pusat kota Sumedang. Sumber mata air panasnya mengandung belerang cukup tinggi, sehingga sering digunakan sebagai pengobatan. Masih banyak objek wisata lain yang bisa dikunjungi, seperti Wisata Alam Curug Sindulang, Lapangan Golf Giri Gahana, Wisata Alam Gunung Kunci, Bumi Perkemahan Kiara Payung dan Kawasan Wisata Kampung Toga
Tidak hanya tempat bersejarah dan daerah wisata, Sumedang juga mempunyai bnyak kesenian asli. seperti kesenian Bangreng, Kuda Renggong, Karinding, Tari Sampiung, Tarawangsa, Tari Topeng, Singa Reog, Bangreng dan Tardug.
. Sumedang, banyak meningglkan tempat-tempat bersejarah dan kebudayaan diantaranya patilasan Prabu Siliwangi penguasa Padjadjaran, tempat tersebut adalah Gunung Tampomas. Selain itu, Sumedang menjadi saksi dalam perjuangan melawan penjajah Belanda. Jalan Cadas Pangeran yang terbentang sejauh 4km adalah bukti kekejaman Belanda yang mempekerjakan rakyat secara rodi. Untunglah muncul sosok pahlawan Sumedang yang melawan itu semua, yaitu Pangeran Kornel.
Mayoritas penduduk Sumedang pemeluk agama Islam. Terdapat mesjid Agung Sumedang yang merupakan tempat peribadatan terbesar bagi umat Islam di kabupaten Sumedang, yang letaknya di depan alun-alun Sumedang dekat dengan kompleks pemerintahan. Bentuk dan arsitekturnya masih dipertahankan seperti dulu ketika pertama kali dibangun.
Terdapat banyak makam di Sumedang yang sering dikunjungi peziarah. Diantaranya Makam Dayeuh Luhur, di kecamatan Sumedang utara sekitar 17 Km dari pusat kota. Daya tariknya adalah makam prabu Geusan Ulun beserta istrinya yang bernama Harisbaya serta makam kyai Damang Cipaku. Kedua adalah Makam Pasarean Gede yang merupakan makam Kangjen pangeran Santri. Ketiga adalah makam pahlawan Indonesia asal Aceh yang selalu memperjuangkan perempuan, yaitu Cut Nyak Dien. Makam ini berada di atas bukit kecil dekat kantor pemerintahan sumedang berlokasi di gunung puyuk kecamatan sumedang selatan. Diceritakan bahwa cut nyak dien diasingkan dari Aceh oleh pemerintah kolonial Belanda ke Sumedang hingga beliau meninggal dunia.
Sumedang merupakan surga para wisatawan. Banyak tempat-tempat yang bisa dikunjungi, diantaranya Wisata Alam Cipanas Sekarwangi, sekitar 19 Km arah utara kota Sumedang, di kaki gunung Tampomas, desa Sekar wangi, kabupaten Buah dua dan bisa ditembuh dengan semua jenis transportasi baik pribadi maupun umum. Kedua adalah Wisata Alam Cipanas Cileungsing, yang dekat dengan Cipanas Sekarwangi. Terletak di desa Cilangkap, kecamatan Buah dua, sekitar 15 Km dari pusat kota Sumedang. Sumber mata air panasnya mengandung belerang cukup tinggi, sehingga sering digunakan sebagai pengobatan. Masih banyak objek wisata lain yang bisa dikunjungi, seperti Wisata Alam Curug Sindulang, Lapangan Golf Giri Gahana, Wisata Alam Gunung Kunci, Bumi Perkemahan Kiara Payung dan Kawasan Wisata Kampung Toga
Tidak hanya tempat bersejarah dan daerah wisata, Sumedang juga mempunyai bnyak kesenian asli. seperti kesenian Bangreng, Kuda Renggong, Karinding, Tari Sampiung, Tarawangsa, Tari Topeng, Singa Reog, Bangreng dan Tardug.
0 Response to "Sumedang, Surga Jawa Barat"
Post a Comment